Minggu, 21 April 2019

Membunuh Nyamuk

Membunuh nyamuk. Cerita. Otwbos.com
Saya yakin sekali bahwa teman, saudara, guru, hingga bocah berumur 7 tahun yang pernah saya seret kakinya karena berisik didepan kos tidak menganggap pribadi saya sebagai orang yang kasar atau menyimpan sikap dan sifat sejenisnya.

Kata orang, kucing adalah salah satu hewan yang mampu mendeteksi keburukan manusia, terutama sekali sikap temperamen dan sebagainya. Ketika seekor kucing liar dengan lugu mendekati orang tertentu yang jelas tidak membawa benda apapun yang berbau amis, artinya orang tersebut boleh dikatakan terbebas dari apa-apa yang tertera pada rumus di atas.

Saya masih ingat pada beberapa kali kesempatan didekati oleh beberapa ekor kucing, tanpa ikan asin, dan tentu saya juga sudah mandi. Walaupun selanjutnya saya membenturkan kepala mereka ke pojokan tembok atau bangku kayu karena bosan. Terlepas dari aktivitas yang membuat kucing-kucing itu oleng ketika lari kabur, saya justru menyakini bahwa tidak ada perangai buruk sesuai rumus pada diri saya dengan bukti kucing melipir tanpa sungkan kepangkuan.

Saat ini (menulis), tepat pukul 02.52 WIB, nyamuk banyak sekali, 3x2 ukuran kamar kos terasa sempit akibat gangguan hewan penyedot darah satu ini. Baju kotor sudah saya pisahkan, bekas muntahan kawan semalam juga sudah dibersihkan dengan kemeja miliknya.

Ditimang-timang, jika penyebab nyamuk-nyamuk ini betah dikamar saya tidak ditemukan, langkah paling solutif mengatasi mereka adalah membunuhnya. Ya!

Beberapa menit saya sibuk main solo raket, setiap kali dapat terdengar bunyi zzzttt...zzzttt.. akibat nyamuk yang tersangkut aliran listrik pada raket dan mengeluarkan bau sangit daging terbakar.

Jika dihitung sesuai beberapa kali raket berbunyi, total 16 nyamuk berhasil saya bunuh dalam waktu 10 menit. Mungkin, saya tidak berani mengatakannya dengan pasti. Tapi, aktivitas ini mulai menyenangkan, sangat menyenangkan. Percayalah.

Saya boleh jadi terlahir sebagai orang yang gemar melakukan kekejian terhadap makhluk hidup, meski disisi yang lain saya menafikannya karena ada rumus ala identifikasi kucing. Dulu, ketika saya berumur 8 tahun, Afif salah satu teman masa kecil sekaligus bahan tampol ketapel sekali waktu pernah saya arahkan peluru ketapel tanah liat kelobang hidungnya dan bersarang sedalam 4 cm hingga akhirnya harus dioperasi dan rawat inap selama 2 minggu.

Saya hanya diam melihat Afif menangis parau saat itu, karena terlalu berisik, untuk kedua kalinya saya arahkan batu kerikil pada lubang satunya...beruntung sekali bagi Afif sedangkan merugi bagi saya karena tembakannya meleset.

Oh iya, total sudah 23 nyamuk tersangkut dan 2 ekor tikus saya strum perlahan-perlahan..baru saja, jumlah ini akan terus bertambah. Saya jamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar